Rekomendasi Buku Nonfiksi Indonesia Terbaik
Apa anda pernah mendengar istilah buku nonfiksi? Apa saja jenis buku nonfiksi seperti apa yang anda tahu? Jadi, buku nonfiksi adalah buku yang berisi informasi yang dibuat berdasarkan data dan sesuai dengan kenyataan, tidak dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi. Kebenaran buku nonfiksi bisa dipertanggungjawabkan. Buku nonfiksi tentu saja berbeda dengan buku fiksi yang biasa ditemukan pada toko buku bagian novel serta kisah roman.
Buku-buku nonfiksi berisi tentang hal-hal yang nyata serta factual, bukan hasil imajinasi. Isi buku nonfiksi harus bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ada beberapa jenis buku nonfiksi antara lain buku biografi atau perjalanan hidup seseorang, ensiklopedia, buku motivasi, buku literature dan buku-buku yang berisi tips untuk kehidupan sehari-hari. Buku nonfiksi banyak memuat ilmu yang dapat menambah wawasan. Peminatnya juga tidak kalah dengan buku fiksi.
Rekomendasi Buku Nonfiksi Terbaik Sepanjang Masa
Berikut ini beberapa rekomendasi buku nonfiksi terbaik dari Indonesia:
1. Catatan Seorang Demonstran (Soe Hok Gie)
Soe Hok Gie merupakan mahasiswa Indonesia keturunan Tionghoa yang hidup pada era Orde Lama pada tahun 1950-an. Kisah Gie sangat menginspirasi hingga buku ini berhasil diadaptasi menjadi layar lebar serta menjadi salah satu buku yang paling laris. Catatan Soe Hok Gie sebenarnya adalah diary tentang jalan pemikiran serta gagasan-gagasannya dalam melawan penindasan.
Sosok Gie yang tegas dan memegang teguh prinsipnya menjadi inspirasi tersendiri untuk generasi muda masa gini. Gie merupakan pelopor gerakan mahasiswa yang tidak ingin tunduk pada pemerintah saat itu. Anda bisa membaca buku berjudul “Catatan Seorang Demonstran – Soe Hok Gie” yang dijual diberbagai marketplace.
2. Catatan Pinggir – Goenawan Mohamad
Catatan Pinggir atau Caping merupakan rubric yang ada pada harian Tempo yang dibukukan pada tahun 1982. Sampai saat ini, Caping sudah terbit sampai dengan 12 edisi. Keunikan dari Caping adalah bahasannya yang sederhana tetapi mencerminkan intelektualitas tinggi dari si penulis. Inilah yang membuat pembaca selalu merasa tertarik untuk mengetahui isinya. Dilihat dari berbagai tulisan tersebut, pembaca bisa menyelami keluasan pemikiran Goenawan Mohamad.
3. Dari Penjara ke Penjara – Tan Malaka
Tan Malaka adalah salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia yang tidak pernah tunduk terhadap para penjajah. Untuk mendapatkan kemerdekaan bangsa yang utuh, Tan Malaka ikhlas menjalani kehidupan di penjara. Buku yang berjudul “Dari Penjara ke Penjara” ini berisi perjalanan sang pejuang yang harus dikurung pada berbagai negara. Jilid I buku ini mengisahkan tentang kehidupannya ketika berada di penjara Hindia Belanda dan Filipina. Sedangkan Jilid II mengisahkan tentang perjalanan panjangnya dari Hong Kong, Shanghai, sampai kembali lagi ke tanah air.
4. Jalan Raya Pos, Jalan Daendels – Pramoedya Ananta Toer
Buku ini mengisahkan kebengisan Daendels, penjajah yang memeras darah serta keringat pribumi untuk membangun jalan yang membentang pada sepanjang sisi utara Pulau Jawa mulai dari Anyer sampai dengan Panarukan. Tragedy kerja paksa ini merupakan salah satu yang paling buruk di dunia dan menjadi peristiwa genosida yang paling mengerikan di sepanjang sejarah Indonesia. Ribuan pekerja mati sampai buku ini berhasil diselesaikan. Buku “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” karya Pramoedya Ananta Toer ini dijual di beberapa marketplace ternama di Indonesia.
5. Sokola Rimba: Pengalaman Belajar Bersama Orang Rimba – Butet Manurung
Butet Manurung merupakan sarjana serta master dalam bidang Antropologi. Dia mendedikasikan diri untuk memberikan pendidikan untuk Suku Rimba yang mendiami wilayah Jambi. Suku ini masih hidup dengan cara yan primitive baik di hutan. Mereka berburu dan meramu bahan-bahan yang ada di alam. Mereka hidup dengan cara berkelompok serta nomaden, mirip dengan manusia pada zaman purba.
LMS tempat Butet bekerja, WARSI, dia mencoba mengajari anak-anak rimba untuk belajar membaca. Perjuangan Butet untuk mencapai tujuan akhirnya tidaklah mudah. Bahkan, dia harus melakukan ini dengan sembunyi-sembunyi.
Manfaat Membaca Buku Non Fiksi
No |
Manfaat Membaca Buku Non Fiksi |
1 | Memperluas wawasan serta pengetahuan secara factual |
2 | Sebagai media pengembangan diri dan latihan skill |
3 | Melatih konsentrasi dan pola pikir yang lebih kritis |
4 | Merangsang semangat serta kreativitas |
5 | Menjadikan diri lebih dewasa dan bijaksana dalam berfikir atau bertindak |
6 | Membuka sudut pandang baru tentang hidup (open minded) |
7 | Menambah kosakata dan meningkatkan kualitas mental |
8 | Menambah mengurangi stress dan meningkatkan kualitas mental |
9 | Lebih mengenal diri sendiri serta menghargai sekitarnya |
10 | Memperbanyak solusi untuk menjawab berbagai jenis permasalahan |
6. Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah – Agustinus Wibowo
Buku ini menggambarkan reality kehidupan yang harus dijalani oleh kaum miskin yang ada di Asia Tengah misalnya penduduk desa Afghan yang terasing dengan kehidupan di negerinya sendiri. Penduduk menyaksikan mobil melintas setiap hari dari gubuk mereka yang reot. Mereka hanya bisa memandang rumah yang megah dan gadis-gadis cantik yang tertawa dengan riang. Kehidupan semacam itulah rasanya asing untuk mereka yang tinggal di rumah yang terbuat dari batu dan tanah liat.
Buku ini menyajikan sisi lain dari kehidupan Asia Tengah yang berakhir dengan kata “stan” : Krygyzstan, Kazakhstan, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan.
7. Di Bawah Bendera Revolusi – Jilid 1 – Soekarno
Soekarno pernah mengatakan, “Berikan aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku satu pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia. Semboyan Ir. Soekarno tertuang jelas dalam bukunya “Di Bawah Bendera Revolusi”.
Buku ini berisi sederet pemikiran serta gagasan pendiri negara Indonesia. Referensi terbaik untuk generasi muda Indonesia dalam memahami hakikat cinta tanah air serta bagaimana cara memperjuangkan cita-cita Bangsa Indonesia yang luhur.
8. Soul Travellers : Turning Miles into Memories – Andre Mokalu
Buku ini sangat inspiratif berisi kumpulan tulisan dari 39 penulis yang ada di Indonesia mengenai perjalanan mereka ke berbagai kota di seluruh dunia yang mengubah kehidupan mereka. Tujuan buku ini adalah menginspirasi serta menyemangati generasi muda dalam menemukan arti kehidupan yang sebenarnya dan berani melakukan perjalanan keluar negeri sebagai proses untuk mendewasakan diri.
9. Manusia Indonesia – Mochtar Lubis
Apa yang menjadi karakteristik khas dari manusia Indonesia? Sangat sulit untuk menggeneralisasikan hal ini mengingat negeri ini terdiri dari ribuan suku budaya dengan ciri khas masing-masing. Mochtar Lubis berusaha menemukan jati diri bangsa Indonesia lewat perjalanan panjang sejarah bangsa. Dia menemukan adanya nada sinis pada masyarakat yang kemungkinan juga bisa ditemukan pada masyarakat lain di seluruh dunia.
10. Pergolakan Pemikiran Islam: Catatan Harian Ahmad Wahib –Ahmad Wahib
Ahmad Wahib adakah budayawan Indonesia yang menuangkan berbagai pemikirannya ke dalam buku tulis. Dia selalu melontarkan pendapatnya, yang sering berbeda, dalam sebuah diskusi kemudian menyalinnya pada catatannya. Ahmad Wahib meninggal dunia setelah pulang bekerja pada malam hari karena kecelakaan. Untungnya, semua catatan milik Wahib berhasil diselamatkan oleh temannya sampai diterbitkan menjadi buku.
11. The Naked Traveler 8 – Trinity
Trinity merupakan salah satu pelopor penulis buku perjalanan di Indonesia yang terkenal dengan serial buku “The Naked Traveler”. Buku ke-8 ini adalah pamungkas dari serial The Naked Traveler yang mengunjungi 88 negara di dunia. Masih dengan gaya penulisannya yang menghibur, Trinity mengisahkan tentang perjalanannya ke Iceland, Afganistan, Iran, Eropa dan masih banyak lagi yang lainnya.
Hal yang menyenangkan, menyedihkan, mengharukan serta hal-hal yang membuat kesal semua ada di buku ini. Jika anda menggemari buku perjalanan atau bercita-cita keliling dunia, anda sebaiknya memiliki buku ini. Dengan membaca buku terakhir TNS ini, anda seperti diajak keliling dunia bersama dengan Trinity.
12. Filosofi Teras – Henry Manampiring
Menjadi orang yang overthinking sering menghabiskan energi serta menguras emosi. Dengan buku ini, Henry Manampiring mengajak pembaca untuk belajar mengendalikan pikiran. Salah satunya adalah dengan belajar tentang filsafat stoisisme. Buku ini mengajarkan bahwa hal-hal yang ada di dunia ini ada yang bisa dikendalikan serta ada yang di luar kendali manusia. Kita diajak untuk menjalani kehidupan dengan lebih baik dan lebih legawa. Buku ini juga dilengkapi dengan ilustrasi yang bagus sehingga tidak akan membuat seseorang merasa bosan.