Platonic Relationship: Pengertian, Ciri-Ciri dan Jenisnya
Anda pasti sudah seringkali mendengar kalimat ini ribuan kali sampai akhirnya merasa bosan sendiri dalam mendengarnya. Meskipun terdengar sangat membosankan, namun inilah kenyataan yang ada. Entah peduli sehebat, sekaya, atau sesempurna apapun, Anda tetap membutuhkan orang lain supaya bisa hidup agar hidup anda bisa berjalan dengan baik. Manusia mulai hubungan dengan orang lain untuk alasan yang sama.
Mulai dari hubungan dengan orang tua yang otomatis terjalin ketika kita lahir, hubungan dengan teman-teman ketika kita sudah lebih dewasa dan akhirnya hubungan dengan lawan jenis saat kita sudah dewasa.
Membahas tentang hubungan dalam hidup, orang akan langsung mengaitkannya dengan hubungan romantic seperti pacar atau pasangan suami istri. Padahal, ada banyak jenis hubungan di dunia ini dan tidak semuanya bersifat romantic. Salah satunya adalah platonic relationship. Apa itu platonic relationship?
Dibandingkan dengan hubungan romantic, istilah platonic relationship pasti terdengar asing. Di Indonesia dan banyak negara, istilah ini memang terdengar tidak biasa. Tanpa disadari, kita menjalaninya setiap hari. Tanpa disadari, platonic relationship menjadi hubungan pertama yang dimiliki jauh sebelum kita memulai hubungan romantic dengan seseorang.
Pengertian Platonic Relationship
Platonic relationship adalah hubungan dekat yang terjadi antara dua individu, berbeda dengan hubungan romantic yang memiliki syarat dan melibatkan nafsu, platonic relationship adalah hubungan yang murni, tanpa syarat dan tidak melibatkan nafsu.
Istilah platonic relationship sendiri pertama kali disebutkan oleh seorang filsuf Italia yang hidup pada abad ke 14. Filsuf Italia yang bernama Marsilio Ficini menyebutkan bahwa pada tahun 1469 bahwa cinta platonic adalah hubungan yang berupa kasih sayang antar individu serta memiliki nilai-nilai dan tujuan yang mulia.
Mengapa disebut mulia? Karena hubungan ini tidak mengenal batas apapun, tidak punya syarat atau tuntutan tertentu dan merupakan hubungan yang sangat kuat dan bahkan dapat lebih kuat dibandingkan dengan hubungan romantic. Sekalipun Marsilio Ficino menjadi orang pertama yang menyebutkan istilah platonic relationship namun topik ini sebenarnya sudah lama dibahas Plato. Dari nama filsuf inilah, nama hubungan platonic relationship diambil.
Ciri-Ciri Platonic Relationship
Mengingat istilah platonic relationship termasuk sangat tidak familiar di telinga orang-orang Indonesia, maka banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah menjalani hubungan tersebut selama bertahun-tahun.
Meskipun demikian, sama seperti semua hal, platonic relationship atau yang bis akita sebut juga dengan istilah platonic punya ciri-ciri tertentu. Apa saja?
1. Tidak Ada Keinginan Memiliki Lebih
Hubungan asmara laki-laki dan perempuan selalu menginginkan lebih dari sekadar teman. Ketika anda naksir dengan seseorang, tentunga Anda berharap bisa berpacaran dengan orang tersebut. Saat sudah berpacaran dan langgeng, baik anda dan pacar tentunya berharap bahwa hubungan anda bisa lanjut ke jenjang pernikahan. Harapan ini tidak buruk sama sekali. Sebaliknya, ini bisa menjadi harapan baik.
Tetapi itu berbeda dengan platonic relationship. Hubungan ini tidak punya syarat apapun apalagi tuntutan dalam hubungan. Hubungan jenis ini biasanya bersifat stabil dan tetal. Sekalipun termasuk jarang tetapi platonic relationship bisa putus.
2. Bebas Menjalin Hubungan Baru dengan Orang Lain
Mereka yang menjalani hubungan platonic sama sekali tidak ada keinginan untuk punya konteks romantic. Orang yang menjalani hubungan ini tentu saja selalu saling memiliki karena mereka memang terikat dengan pertalian darah atau karena kejadian pada masa lalu yang membuatnya menjadi dekat.
Tetapi kedekatan ini tidak lantas membuat orang yang menjalaninya terkekang dan tidak dapat menjalin hubungan baru dengan orang lain. Mereka yang menjalani hubungan platonic tetap dapat menjalin hubungan baru dengan siapa saja yang diinginkan.
Baik itu hubungan pertemanan dan persahabatan dengan orang-orang yang ditemui, mereka juga diizinkan untuk berhubungan romantic dengan perempuan dan laki-laki yang disukainya.
Jenis Platonic Relationship
No | Jenis Platonic Relationship |
Penjelasan |
1 | Womance | Menggambarkan ikatan emosional tanpa ada ketertarikan seksual antara dua perempuan |
2 | Bromance | Hubungan dekat atau persahabatan penuh dengan kasih sayang antar lelaki. Ini sering terjadi ketika lelaki memiliki hobi olahraga yang sama |
3 | Work spouse | Anggota tim yang bekerja dalam tugas yang sama dengan anda |
3. Bersikap Apa Adanya
Tidak seperti hubungan romantic dimana kita kadang harus berusaha untuk menjaga image dan tampak baik, platonic relationship sama seklai tidak membutuhkan itu. Mereka tidak butuh topeng atau tuntutan untuk tampak sempurna. Ini karena hubungan platonic terjalin dengan sangat erat dan sudah dimulai sejak lahir. Anda tentunya tidak perlu tampak baik di depan kedua orang tua atau tampak sempurna di depan teman-teman.
Mengapa harus tampak sempurna ketika mereka lebih mengenal anda dari diri sendiri? Mereka tahu segalanya sejak awal mulai dari kekurangan, kelebihan, masa-masa terbaik, masa-masa terburuk, aib masa lalu yang ingin anda tutupi, mereka megetahui semuanya.
Di sinilah letak keindahan platonic relationship karena setelah mengetahui semua sifat, perilaku buruk, kekurangan anda, mereka masih tetap mau bertahan di samping anda bahkan membantu melewati masa-masa sulit tersebut.
4. Tidak Usah Khawatir Kehilangan Mereka
Orang-orang datang dan pergi di kehidupan kita. Ada yang singgah sebentar, ada juga yang menetap dalam jangka waktu lama sebelum akhirnya pergi. Kadang kepergian mereka menimbulkan luka yang cukup lama disembuhkan. Tetapi Anda tidak usah takut merasakan hal yang sama saat memiliki hubungan platonic relationship. Seperti yang dikatakan sebelumnya, platonic relationship biasanya terjalin dengan kuat dan sangat stabil.
Mereka yang menjalin hubungan platonic dengan anda biasnaya adalah orang-orang yang akan menemani anda dalam jangka waktu yang sangat lama. Orang tua tentu akan selalu bersama dengan anak-anaknya. Demikian juga dengan sahabat.
Suatu saat, anda pasti harus merelakan kepergian mereka karena manusia tidak dapat hidup selamanya. Tetapi kepergian itu tentunya terjadi bukan karena kehendak mereka. Bukan mereka yang memilih pergi meninggalkan anda.
5. Tidak Ada Tuntutan
Dibandingkan dengan hubungan romantic, hubungan platonic jauh lebih apa adanya. Tidak ada pihak yang diuntungkan atau merasa dirugikan. Hubungan ini sama sekali tidak menuntut apapun.
Orang tua yang baik tidak mungkin akan menuntut anaknya dan membuat mereka merasa kesulitan. Demikian juga dengan seorang sahabat. Dia tidak mungkin akan menuntut sahabatnya melakukan berbagai hal yang saulit.
Hal ini tentu saja tidak berlaku bagi orang tua atau sahabat yang toxic. Meskipun mereka memiliki hubungan platonic dengan anak atau sahabatnya tetapi mereka tidak memperlakukan anak dengan baik. Alih-alih ingin mendapatkan yang terbaik, mereka justru menjerumuskan anak dan sahabatnya sendiri ke jurang yang Bernama depresi.