Mengapa Rusia Menginvasi Ukraina? Ini Alasan Berdasarkan Sudut Pandang Eropa dan Rusia
Setelah Vladimir Putin mengatakan tidak ada rencana untuk menyerang Ukraina, kini presiden Putin menyatakan bahwa ada operasi militer khusus di Donbas. Militer Rusia menginvasi Ukraina dari berbagai lokasi pada 24 Februari 2022. Mereka menembak dan melakukan pengeboman terhadap target militer sebelum mengirimkan kendaraan yang melintasi perbatasan. Sedangkan Ukraina menganggap Rusia telah memulai perang besar. Ukraina meminta PBB untuk melakukan tindakan agar agresi tidak berkembang lebih jauh.
Presiden USA, Joe Biden, mengutuk keras serangan tersebut. Dia meminta Rusia bertanggung jawab atas tindakan mereka. Inggris, Uni Eropa, PBB dan NATO berada di pihak USA.
Mengapa Rusia Menginvasi Ukraina?
1.Rusia Tidak Ingin Ukraina Bergabung dengan NATO
Hubungan antara Rusia-Ukraina sudah tegang sejak akhir abad ke 20 dan bahkan sebelumnya. Alasan Rusia menginvasi Ukraina sangat rumit. Intinya adalah Rusia tidak ingin Ukraina bergabung dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO).
Sekelompok negara menandatangani perjanjian tersebut setelah Perang Dunia 2 pada tahun 1949 sehingga mereka bisa berkonsultasi dan bekerja sama menghadapi masalah pertahanan dan keamanan. Sedangkan NATO mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk menyelesaikan masalah secara damai. NATO menegaskan mereka memiliki kekuatan militer untuk melakukan operasi manajemen krisis jika upaya diplomasi tidak berhasil.
Rusia Kembali menekankan keinginan mereka untuk menjauhkan Ukraina dari NATO dalam daftar tuntutan keamanan yang dikirimkan ke AS pada Desember 2021. Tuntutan tersebut termasuk penghentian Latihan NATO di sekitar perbatasan Rusia. Mereka juga menginginkan NATO untuk menarik diri dari Eropa.
Putin menawarkan negara-negara NATO untuk merundingkan masalah ini dan menambahkan bahwa dia bersedia membuat jaminan hukum jika negara-negara itu setuju. Pointnya adalah Rusia ingin agar Ukraina tidak pernah menjadi bagian NATO. Kenyataannya adalah Ukraina meminta AS agar negaranya menjadi bagian dari NATO.
2. Sejarah Panjang Ketegangan antara Rusia dan Ukraina
Ini tentunya menjadi topik yang sangat kompleks pada awal abad ke-20. Konflik Rusia dan Ukraina saat ini tidak lepas dari sejarah perebutan Semenanjung Crimea pada awal 2014. Awalnya, Ukraina menjadi bagian dari Rusia (USSR) namun merdeka ketika Uni Soviet dibubarkan pada tahun 1991. Negara Ukraina berusaha menghapus hubungan dengan Rusia dan menciptakan hubungan dengan negara-negara di Barat (US, Inggris dan sekutunya).
Pada tahun 2014, Presiden Ukraina Viktor Yanukovuch menolak kesepakatan dengan Uni Eropa. Tujuannya yaitu menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan Rusia. Langkah tersebut menyebabkan protes di seluruh negeri. Rusia mencaplok Semenanjung Krimea. Mereka juga memberikan dukungan pada pemberontak Ukraina di Donbas, pusat industri.
Pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina masih berlangsung di wilayah itu. Ada 14.000 nyawa hilang dalam waktu 8 tahun terakhir. Ukraina menuduh Rusia mengirimkan senjata untuk membantu para pemberontak. Rusia membantahnya dan mengatakan bahwa orang Rusia yang bergabung dalam pertempuran melakukannya secara sukarela. Mereka balik mengkritik AS dan NATO yang telah memberikan bantuan sejata pada Ukraina.
Putin berulang kali memberikan peringatan bahwa upaya Ukraina untuk bergabung dengan NATO menjadi batas bagi Rusia. Putin prihatin bahwa beberapa anggota NATO mencoba mendirikan pusat pelatihan militer di Ukraina.
3. Adanya Kesamaan Kultur Membuat Rusia Ingin Menginvasi Ukraina
Sebagai negara dengan hubungan historis yang kuat dengan Rusia, Ukraina memiliki kesamaan kultur dengan Rusia. Putin bahkan mengatakan bahwa Rusia dan Ukraina adalah satu tubuh. Pemisahan antara Rusia dan Ukraina adalah kesalahan yang dilakukan pada periode waktu yang berbeda. Putin selalu membawa narasi sejarah bahwa Ukraina dan Rusia berasal dari satu akar yaitu Ancient Rus.
Ukraina bersama dengan negara lainnya seperti Latvia, Lituania dan Estonia serta Rusia pernah bergabung dalam negara Uni Soviet. Putin menekankan bahwa keberadaan Ukraina sangat penting bagi Uni Soviet. Kerajaan Kiev, berpusat di Ukraina Saat ini.
Di Balik Invasi Rusia ke Amerika Serikat: Apa yang Dipikirkan oleh Putin?
Keputusan Presiden Rusia untuk mengerahkan Sebagian besar pasukan ke Ukraina timur telah memicu sanksi Barat terhadap Rusia. Invasi penuh bisa menyebabkan perang dalam skala besar sejak Perang Dunia II, konflik berdarah dan menghancurkan baik bagi Rusia dan Ukraina. Apa argumen dari Vladimir Putin mengenai invasi yang dilakukan negaranya?
Dalam pidato yang disampaikannya, Putin percaya bahwa Ukraina adalah negara yang tidak sah di tanah Rusia. Menurut Putin, Ukraina sebenarnya tidak memiliki basis kenegaraan yang stabil. Wilayah Ukraina saat ini seharusnya dihuni oleh orang-orang Rusia. Ini bukanlah wilayah untuk rezim yang anti terhadap Rusia dan Moskow. Ukraina mungkin tetap menjadi negara berdaulat jika memiliki pemerintahan yang pro Rusia.
Putin tentu tidak akan berhasrat untuk menyerang Ukraina jika dia merasa mendapatkan dukungan politik dari rezim Ukraina. Klaim Putin yang menyatakan bahwa negara Ukraina tidak layak berdaulat ternyata salah. Namun Putin tidak berbohong. Pidato dari Putin konsisten dengan beberapa presiden Rusia sebelumnya. Statement pokok mereka adalah “Keruntuhan Uni Soviet adalah bencana geopolitik besar dimana puluhan juta warga negara Rusia dan rekan senegara harus berada di luar wilayah Rusia.
Perdebatan utama dari pidato Putin pada hari Senin adalah Ukraina dan Rusia dalam sejarah pada dasarnya tidak bisa dipisahkan.
“Ukraina bukan hanya negara tetangga bagi kami. Ukraina merupakan bagian yang tidak bisa dicabut dari sejarah, budaya dan ruang spiritual,” jelasnya.
“Sejak dulu, orang-orang yang tinggal di barat daya, yang secara historis adalah tanah Rusia, menyebut diri mereka sebagai orang Rusia.”
Bagi Putin, negara Ukraina saat ini,dibentuk oleh Rusia Komunis Bolshevik. Pemimpin seperti Lenin, Stalin dan Khruschev membentuk negara yang berbeda dan ahistoris yang dinamakan Ukraina. Pembentukan Ukraina dan negara Soviet lainnya mengorbankan ide sejarah Rusia. Putin menamakannya dengan virus nasionalisme. Ketika Uni Soviet runtuh, Ukraina hingga Georgia mendeklarasikan kemerdekaan. Virus tersebut membunuh inangnya.
Putin tidak bisa melihat Ukraina sebagai negara yang sesungguhnya. Tidak ada sejarah atau tradisi nasional tentang ini. Dia memandang Ukraina sebagai tempat permainan oligarki yang menyebarkan hasutan anti Rusia. Control Rusia atas Ukraina telah digantikan oleh kekuasaan barat. Ukraina, dalam pandangan Putin, adalah negara boneka dari negara-negara Barat.
Pemerintahan yang didukung oleh Barat seperti ini akan mengancam keberlangsungan hidup bagi Rusia. Dia memperingatkan Ukraina mendapatkan senjata nuklir dengan bantuan Barat, bergabung dengan NATO hingga akhirnya menjadi alat serangan Amerika di Rusia.
Ketakutan Putin tidak sampai di sana. Dia menyebut ada Gerakan kudeta terhadap pemerintahannya. Ada hubungan antara nasionalisme Rusia dengan kepentingan keamanan Rusia. Putin yakin bahwa pemerintah Ukraina saat ini mengancam Rusia karena alasan yang berhubungan dengan masa lalu. Dengan menegakkan control terhadap Ukraina, Putin yakin itu adalah cara mengakhiri ancaman.
Timeline Konflik Antara Rusia dengan Ukraina
No |
Timeline Konflik Rusia vs Ukraina |
Penjelasan |
1 | 1 Desember 1991 | Ukraina mendeklarasikan kemerdekaan setelah Unisoviet jatuh |
2 | 5 Desember 1994 | Memorandum Budapest ditandatangani. Ukraina setuju untuk menyerahkan senjata nuklir dari perang dingin ke Rusia |
3 | November – Desember 2004 | Orange revolution terjadi meliputi pemilu Ukraina. Pemilu ini memicu kontroversi karena kandidat Yakunovych didukung Rusia. Kandidat pro Barat, Yuschenko diracun sebelum pemilu. Ini memunculkan revolusi oranye, warna kampanye dari Yuschenko. |
4 | 3 April 2008 | Rusia menentang keanggotan Ukraina di NATO |
5 | November 2013 sampai Februari 2014 | Yakunovych Kembali mencalonkan diri sebagai presiden. Dia menang pemilu pada tahun 2010. Sebelumnya, dia berjanji akan menjalin hubngan dengan Uni Eropa namun akhirnya mengarahkan Ukraina ke Rusia. |
6 | February 2014 sampai Maret 2014 | Rusia merebut semenanjung Krimea, menciptakan kemarahan internasional |
7 | 21 April 2019 | Volodymyr Zelenskyy, comedian, mengalahkan kandidat pro Rusia Petro Poroshenko. |
8 | Desember 2021 | Putin menuntut jaminan keamanan setelah Zelenskyy menindak oligark Ukraina pro Rusia. Putin menambah jumlah pasukan dekat perbatasan Ukraina |
9 | 21 Februari 2022 | Rusia mengakui wilayah Ukraina sebagai negara berdaulat |
10 | 24 Februari 2022 | Rusia melancarkan serangan penuh ke Ukraina. Invasi dimulai di sebelah timur perbatasan Ukraina, Donbas. |
Perbandingan Militer Rusia dan Ukraina
Kekuatan militer Rusia dan Ukraina sangat tidak seimbang sehingga presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, meminta sekutu baratnya untuk melakukan lebih banyak tindakan, bukan hanya sekadar menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Begini perbandingan kekuatan militer kedua negara itu:
1. Anggaran Pertahanan dan Keamanan
Ada kesenjangan dalam hal pertahanan dan keamanan kedua negara. Ukraina hanya menghabiskan $ ,7 miliar pada tahun 2021. Sedangkan Rusia menghabiskan $ 45,8 miliar untuk senjata nuklir. Pada tahun 2008, pemerintah Rusia sudah melakukan modernisasi terhadap militernya. Senjata Ukraina Sebagian besar masih berasal dari zaman Soviet.
Karena inilah Ukraine ingin bergabung dengan NATO. Ukraina ingin mereorganisasi struktur Angkatan bersenjata dan memiliki rencana untuk membeli pesawat tempur tahun 2030 nanti. Ukraina juga ingin meningkatakan kemampuan angkatan lautnya.
2. Personel Angkatan Bersenjata
Rusia hanya memiliki 900.000 personel aktif pada Angkatan bersenjata dan 2 juta personel cadangan. Jumlahnya jauh di atas Ukraina dimana hanya memiliki 196.000 personel aktif dan 900.000 personel cadangan.
Dalam pasukan darat, Rusia memiliki keunggulan dua kali lipat dengan 280.000 tentara dibandingkan dengan 125.600 Ukraina. Angkata udaranya hampir lima kali lebih kuat.
3. Persenjataan dan Kendaraan
Ada banyak hal yang dapat dibandingkan seperti pesawat serang, kendaraan lapis baja, dan rudal. Namun Rusia memiliki segalanya. Rusia memiliki lebih dari 15.57 kendaraan tempur lapis baja. Pesawat tempur milik Rusia berjumlah 1391, 10 kali lipat pesawat yang dimiliki oleh Ukraina berjumlah 128. Rusia memiliki kapal selam sedangkan Ukraina tidak memilikinya.
4. Keinginan Bertempur
Pasukan Ukraina telah meluncurkan beberapa serangan balik yang berhasil. Kemauan tempur antara pasukan Ukraina untuk berperang menjadi sumber kekuatan Angkatan bersenjata. Ini adalah hal yang sangat mengesankan. Jika Rusia berhasil merebut ibukota Ukraina, maka Ukraina akan sulit untuk melawan. Tetapi jika tidak berhasil maka konflik bisa berlarut-larut. Itulah scenario dimana keinginan tempur Ukraina bisa menjadi senjata yang ampuh.
5. Modernisasi
Ukraina tidak memiliki peralatan tempur yang modern. Ketika terjadi invasi Rusia yang menyerang ke seluruh negeri, maka jumlah dan kualitas Gudang senjata menjadi hal yang penting. Angkatan udara Ukraina saat ini tersingkir. Ada masalah ekonomi serius pada modernisasi senjata Ukraina sejak 2014 sehingga militer tidak memiliki pertahanan udara dan artileri modern khususnya radar artileri dan peralatan pengawasan lainnya untuk mendeteksi pergerakan musuh. Kemampuan ini sangat penting bagi ukraina agar bisa bermanuver.