Jadi Kebanggan Indonesia di Mata Dunia, Ini Sejarah dan Beragam Motif Batik
Sejarah batik di Indonesia sangat erat hubungannya dengan perkembangan mulai dari Kerajaan Majapahit sampai dengan era penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa. Berdasarkan beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada zaman Kesultanan Mataram kemudian berlanjut pada zaman Kasunanan Surakarta serta Kesultanan Yogyakarta. Keberadaan kegiatan batik tertua di Indonesia sebenarnya berasal dari Ponorogo dan Bernama Wengker. Pada abad ketujuh, kerajaan yang ada di Jawa Tengah belajar batik dari Ponorogo.
Batik adalah kain yang diluksi dengan menggunakan cairan lilin malam dengan menggunakan alat yang bernama canting. Dengan menggunakan alat-alat ini, para pengrajin menggambar dan melukis di sebuah kain hingga membuat kain tersebut memiliki nilai yang tinggi. Batik sudah ada sejak zaman kerajaan dan terus berkembang sampai sekarang.
Apa itu Batik?
Batik adalah kain bergambar dan proses pembuatannya secara khusus dengan menggambar atau menerapkan motif pada suatu kain polos atau masih kosong kemudian melakukan suatu proses khusus sehingga kain itu memiliki ciri khas dibandingkan dengan kain lainnya.
Batik berasal dari kata “mbat” yang artinya adalah melempar beberapa kali serta tik yang berarti adalah titik. Batik adalah teknik menggambar di atas kain dengan memanfaatkan lilin serta canting sebagai alat dan bahan dalam proses pembuatannya.
Sejarah Perkembangan Batik di Indonesia
Berkembangnya batik di Indonesia sebenarnya bisa dikelompokkan berdasarkan periodenya yaitu zaman Majapahit dan zaman penyebaran Islam di Indonesia.
1. Zaman Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan berar yang hampir menguasai semua nusantara dalam sejarah Indonesia. Jadi, tidak mengherankan jika perkembangan batik sangat berhubungan erat dengan kerajaan ini.
Batik pada zaman Kerajaan Majapahit ini bisa ditelusuri di daerah Mojokerto serta Tulungagung. Mojokerto adalah pusat dari Kerajaan Majapahit dan juga tempat dimana batik dikenal. Nama Mojokerto memiliki hubungan dengan Majapahit. Sedangkan Tulungagung adalah kota di Jawa Timur yang berhubungan dengan perkembangan batik di Indonesia.
Saat itu, Tulungagung atau disebut juga sebagai Bonorowo dipimpin oleh Adipati Kalang yang tidak mau tunduk pada Majapahit. Akibatnya, Majapahit mengambil tindakan yang membuat Adipati Kalang Tewas dalam Pertempuran di daerah Kalangbret.
Setelah Adipati Kalang dikalahkan, maka Tulungagung sepenuhnya dikuasai oleh Majapahit. Para ahli batik yang ada di Tulungagung membawa budaya batik ke Kerajaan Majapahit. Dalam perkembangannya, batik Tulungagung dan Mojokerto ini banyak dipengaruhi oleh batik Yogyakarta. Itulah mengapa batik Tulungagung dan Mojokerto memiliki warna dasar putih dengan corak coklat muda dan biru tua yang mirip dengan batik Yogyakarta.
2. Zaman Penyebaran Islam
Berbicara tentang perkembangan batik pada zaman penyebaran Islam, maka berhubungan erat dengan daerah Ponorogo yang ada di Jawa Timur. Awalnya, Islam diperkenalkan ke Ponorogo oleh Raden Katong. Dia adalah adik dari Raden Patah sehingga bisa dibilang merupakan keturunan dari Kerajaan Majapahit.
Sementara itu, di Ponorogo, ada pesantren yang dipimpin oleh Kyai Hasan Basri. Pesantren tersebut tidak hanya mengajarkan agama islam namun juga ilmu ketatanegaraan, ilmu perang sampai kesusastraan. Kyai hasan Basri adalah menantu dari raja Keraton Solo.
Istrinya adalah putri dari kraton Solo yang mulai memperkenalkan batik di Ponorogo. Itulah mengapa batik mulai menyebar keluar kraton dan sampai di Ponorogo. Zaman dulu, batik hanya dikerjakan di dalam keraton. Bahkan kain batik yang dihasilkan hanya digunakan oleh pakaian raja, keluarga dan pengikutnya saja. Tetapi karena banyak anggota kerajaan di luar keraton maka batik mulai meluas.
Saat itu, obat-obatan yang digunakan dalam pembatikan berasal dari dalam negeri yaitu terbuat dari kayu-kayuan seperti kayu, mengkudu, dan pohon tom. Pada awal abad ke-19 batik mulai popular dan meluas sampai menjadi milik rakyat Indonesia, khususnya suku Jawa. Saat itu, batik yang dihasilkan adalah jenis batik tulis sampai dengan awal abad ke-20.
Untuk membuat kain batik, waktu yang dibutuhkan sangat lama, yaitu dua sampai tiga bulan lamanya. Karena proses membatik membutuhkan waktu yang lama maka sekitar tahun 1920 yaitu setelah perang dunia ke-1 berakhir, batik cap mulai diperkenalkan. Ide menggunakan batik cap berasal dari Kwees Seng yaitu seorang Tionghoa yang berasal dari Banyumas.
Ragam Batik Asli Indonesia
Batik di Indonesia memiliki banyak ragam motif mulai dari motif-motif yang berbentuk binatang, awan ataupun arca-arca. Setiap ragam motif batik Indonesia sebenarnya memiliki makna masing-masing dan kekhasan tersendiri. Berikut ini beberapa ragam motif batik di Indonesia.
1. Batik Mega Mendung
Motif mega mendung adalah salah satu jenis batik yang paling popular di Cirebon, Jawa Barat. Motif batik mega mendung sangat identic dengan pola yang mirip seperti bentuk awan serta memiliki filosofi yang mendalam. Arti motif batik mega mendung, salah satunya, adalah nilia kesabaran yang harus ada dalam setiap manusia.
Mega mendung memiliki 7 gradasi warna yang menjadi pelapis. Nama motif ini berasal dari kata mega yang berarti awal atau langit. Sedangkan mendung adalah langit yang redup ketika hujan akan turun. Gradasi warna dari motif batik mega mendung ini yang disebut sesuai dengan 7 lapisan langit. Istilah mendung juga bisa diartikan sebagai sifat sabar dalam kehidupan manusia.
2. Batik Sogan
Berbeda dengan mega mendung, motif batik sogan berasal dari Surakarta dan Yogyakarta dengan ciri khas warna coklat muda dan memiliki akses bunga serta titik-titik. Selain itu, ada juga lengkungan atau garis di dalam motif sogan ini. Motif ini merupakan motif batik favorit Presiden RI, Joko Widodo.
Motif sogan ternyata sudah ada sejak jaman nenek moyang dan dapat digunakan oleh para raja di keraton atuaupun kesultanan. Motif sogan cukup popular karena motif ini memiliki warna yang elegan yaitu kombinasi dari cokelat dan hitam.
Sekalipun motif dan warna batik semakin bervariasi namun motif batik sogan tetap menjadi motif khas di Indonesia.
3. Batik Tujuh Rupa
Salah satu daerah di Indonesia agak terkenal sebagai daerah pengrajin dan pusat batik yaitu Pekalongan, Jawa Tengah. Jadi, tidak mengherankan jika Kota Pekalongan saat ini dikenal sebagai kota pengrajin batik khususnya motif batik pesisir yang punya berbagai warna.
Batik Pekalongan memiliki ciri khas yaitu didominasi oleh tumbuh-tumbuhan dan hewan. Tidak hanya memiliki motif bunga yang cerah saja namun ada juga motif garis serta titik-titik yang mempesona.
Motif batik Pekalongan menggambarkan ciri kehidupan dari masyarakat pesisir yang mudah beradaptasi dengan pengaruh dari budaya luar sehingga motif-motif dan warnanya tampak sangat variatif.
Jika dilihat dari segi filosofinya, para pengrajin batik Pekalongan sudah menempatkan hiasan keramik Tiongkok sebagai penanda akulturasi dari ikatan budaya leluhur yang di dalam lukisannya punya kelembutan ataupun kefasihan.
4. Batik Kartini
Motif batik Indonesia yang cukup terkenal adalah batik kartini dari Jepara sebagai daerah penghasil ukiran kayu. Selain batik ini, ada juga dua motif yang paling terkenal dari Jepara yaitu motif baru dan motif lama.
Motif batik Jepara memiliki beberapa karakteristik yang mencolok misalnya lung yang berwarna hitam hingga flora fauna yang berupa daun ulir hijau atau gajah berwarna coklat. Sedangkan untuk versi motif batik baru, Jepara sudah melakukan inovasi contohnya seperti batik tenun hingga batik tulis yang saat ini dikenal dengan batik kartini.
5. Batik Betawi
Setiap daerah di Indonesia memiliki motif khas batiknya masing-masing termasuk di masyarakat Betawi atau Jakarta. Batik Betawi ini menjadi motif batik yang banyak disukai oleh kolektor batik di nusantara. Umumnya, batik Betawi menonjolkan warna-warna cerah serta menampilkan nilai budaya dari masyarakat Betawi.
Ada beberapa gambar motif yang agak dominan pada kain batik Betawi misalnya ondel-ondel, Monas, hingga Peta Ceila. Motif dari batik Betawi biasanya cocok digunakan pada acara-acara formal seperti acara kenegaraan atau acara Abang None.
6. Batik Asmat
Sekalipun batik identik dengan warisan budaya Jawa namun bagian Timur dari Indonesia pun memiliki jenis batik yang tidak kalah memukau dan mempesona. Salah satunya adalah provinsi Papu yang memiliki motif batik Asmat.
Batik Asmat dikenal dengan motif cerah seperti terakota ataupun warna yang agak kecoklatan seperti warna-warna tanah. Motif batik Asmat, biasanya didominasi oleh ukiran yang unik dan khas suku Asmat.
7. Batik Kamoro
Motif batik lain adalah batik Kamoro yang berasal dari Papua. Motif batik ini punya gambar yang menyerupai patung yang berdiri sambil membawa satu bilah tombak. Warna-warna yang biasa ditampilkan pada motif suku Kamoro biasanya adalah warna yang cerah serta berani seperti kuning, hijau, merah muda, merah atau bahkan hitam.
Motif batik Kamoro juga dipengaruhi oleh beberapa kebudayaan contohnya seperti Suku Kamoro serta pengaruh batik Jawa yang dibawa oleh pengrajin batik asal Pulau Jawa. Penggunaan kain batik Kamoro tidak hanya untuk pakaian namun juga untuk sprei dan lainnya.
8. Batik Cendrawasih
Daerah Papua juga memiliki batik dengan motif lainnya yaitu Cenderawasih. Salah satu ciri khas motif batik Cendrawasih adalah menggunakan warna cerah ataupun mencolok, contohnya seperti hijau, merah, keemas an dan warna lainnya.
Motif batik Cendrawasih tergolong sebagai motif kekinian dan popular karena burung Cenderawasih adalah ikon dari daerah Papua. Sesuai dengan nama motif, batik Cendrawasih terinspirasi dari burung Cendrawasih yang punya bulu ataupun ekor menawan.
Jadi, tidak mengherankan, jika pengguna dari kain batik Cendrawasih akan tampak gagas ataupun tegas dan anggun saat mengenakan batik motif yang satu ini.
9. Batik Prada
Batik Prada adalah salah satu motif batik Papua yang harganya dikenal mahal. Motif batik Prada ini menyerupai batik Cendrawasih namun ada sedikit sentuhan garis emas pada setiap motifnya. Selain itu, batik Prada juga terbuat dari bahan kain sutera. Kain batik ini biasanya digunakan untuk shantung.
.