Friday, May 9

Partai Anti-UE Meraih Kemenangan Besar dalam Pemilihan Umum Italia

Wajah Italia berubah seiring dengan kemenangan besar partai-partai anti-UE dalam pemilihan umum Italia. Hanya enam partai yang berhasil meraih kursi dalam pemilihan umum pada 4 Maret, yaitu Gerakan Lima Bintang (M5S), Partai Demokrat, dan Liga. Partai-partai lainnya adalah Forza Italia, Saudara-Saudara Italia, dan Bebas & Setara. Partai-partai anti-establishment, yaitu M5S, Liga, dan Saudara Italia, meraih 50% suara. M5S menjadi pemenang terbesar dengan lebih dari 30% suara. Namun, mereka gagal meraih mayoritas suara, sehingga parlemen Italia mengalami kebuntuan. Hal ini berarti pembentukan pemerintahan koalisi di Italia tak terhindarkan.

Alessandro Di Battista, salah satu anggota terkemuka M5S, optimis tentang kinerja partainya dalam pemilu ini. Ia menyatakan bahwa pemerintah harus bernegosiasi dengan mereka dalam isu-isu sensitif karena mereka memiliki cukup suara di kedua kamar parlemen untuk memblokir setiap inisiatif pemerintah yang mereka tolak.
Didirikan oleh seorang komedian, M5S berfokus pada lima prinsip, yaitu sistem transportasi berkelanjutan, akses ke sumber air publik, pembangunan berkelanjutan, perlindungan lingkungan, dan hak atas akses internet tanpa gangguan.
Italia akan fokus pada isu-isu ini dalam beberapa tahun ke depan karena kemenangan M5S dalam pemilu ini akan membantu mereka mendorong ide-ide tersebut.

Apa yang terjadi dengan kiri? Mereka gagal total. Misalnya, Perdana Menteri Italia saat ini, Paolo Gentiloni, berasal dari Partai Demokrat. Partai ini menganut ideologi kiri seperti demokrasi sosial, liberalisme sosial, dan politik hijau. Partainya hanya mendapatkan kurang dari 20% suara dalam pemilu ini. Free and Equal, yang condong ke kiri ekstrem, juga tampil buruk di pemilu dengan mendapatkan kurang dari empat persen suara. Hal ini berarti Italia sedang menuju ke kanan. Seberapa jauh arah ini akan berlanjut adalah hal yang sulit diprediksi.

Forza Italia, yang berarti “Maju Italia”, juga tampil buruk dalam pemilu. Partai ini merupakan partai tengah-kanan yang dianggap moderat dalam pendekatan terhadap isu-isu nasional dan internasional. Dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, banyak yang mengira partai ini dapat membentuk koalisi dengan Partai Demokrat untuk menciptakan keseimbangan dalam sistem politik Italia. Kemungkinan itu kini tampak sangat kecil dengan performa kuat M5S dan Liga dalam pemilu ini. Hal ini berarti koalisi apa pun kemungkinan besar akan melibatkan salah satu dari mereka. Namun, sikap keras mereka terhadap isu-isu tertentu membuat mereka tidak dapat membentuk aliansi politik dengan partai-partai tengah-kiri atau jauh-kiri di Italia.

Konsekuensi paling dramatis dari pemilu ini adalah hubungan Italia dengan Eropa. Misalnya, pemimpin M5S, Luigi Di Maio, mendukung gagasan referendum untuk memutuskan apakah Italia harus tetap berada di Zona Euro. Baru-baru ini, ia mundur dari proposal tersebut, tetapi banyak anggota partainya tetap mendukung keluarnya Italia dari Zona Euro. Isu imigrasi juga akan menjadi topik utama dalam pembahasan koalisi pemerintah. Lebih spesifik, M5S mendukung penghentian segera penerimaan imigran ilegal ke Eropa. Pemimpin partai lain juga menyuarakan dukungan untuk deportasi imigran ilegal di Italia. Isu lain yang sensitif adalah hubungan Italia dengan Rusia, karena M5S tampaknya mendukung hubungan yang ramah dengan bekas Uni Soviet. Ia menentang langkah-langkah pengetatan anggaran yang diusulkan UE di Brussels dan diterapkan di Italia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *