Apa itu Ghosting dan Bagaimana Cara Mengatasinya?
Apakah anda pernah mendengar istilah ghosting? Istilah ini digunakan ketika ada seseorang yang memutuskan komunikasi secara mendadak tanpa memberikan penjelasan. Kondisi ini dapat terjadi dalam hubungan pacaran atau pertemanan. Ghosting sering menyebabkan rasa kehilangan pada orang yang ditinggalkan. Penolakan atau putus hubungan memang terasa menyakitkan. Tetapi ghosting juga bisa menimbulkan trauma untuk orang yang mengalaminya.
Hubungan yang semula dianggap indah justru bisa menimbulkan luka yang dalam ketika orang yang dicintai tiba-tiba hilang tanpa kabar. Sebagian orang bisa saja acuh ketika menjadi korban ghosting namun ada juga orang yang merasa sangat terkhianati. Ini bisa berpengaruh pada kondisi psikologisnya karena dia mungkin akan terus mempertanyakan mengapa dia ditinggalkan.
Mengapa Seseorang Melakukan Ghosting?
Ghosting sering dianggap sebagai cara mudah mengakhiri suatu hubungan, bukan hanya hubungan pacaran tetapi juga pertemanan, pekerjaan atau pernikahan. Ada beberapa penyebab seseorang melakukan ghosting antara lain:
1. Merasa Takut
Sebagian besar pelaku ghosting memiliki ketakutan terhadap hubungan yang dijalaninya, baik takut dikecewakan atau takut sakit jika hubungan tersebut nanti harus berakhir. Oleh karena itu, mereka memutuskan melakukan ghosting agar terbebas dari rasa takut tersebut.
2. Menghindari Konflik dalam Hubungan
Perbedaan pendapat menjadi hal yang umum terjadi dalam suatu hubungan dan kadang bisa menimbulkan konflik apalagi jika hubungan tersebut sudah dekat secara emosional. Tidak semua orang siap menghadapi konflik dalam hubungan. Ini sering menjadi alasan untuk seseorang melakukan ghosting.
3. Menghindari Pertengkaran Ketika Berpisah
Saat suatu hubungan tidak lagi nyaman, maka tidak semua orang bisa mengucapkan kata-kata perpusahan dengan mudah. Akhirnya, ghosting menjadi pilihan yang mudah untuk memutuskan suatu hubungan tanpa harus berdebat lebih dulu atau menjelaskan alasannya.
4. Merasa Tidak Ada Ikatan
Beberapa orang menganggap bahwa dia tidak terikat dengan komitmen apapun dalam suatu hubungan, khususnya hubungan pertemanan atau hubungan asmara yang baru dalam tahap penjajakan. Dalam kondisi ini, pelaku ghosting menganggap bahwa hubungannya dengan orang yang dia tinggalkan tidak saling terikat atau tidak bergantung sehingga tidak masalah untuk tiba-tiba memutuskan komunikasi dan menghilang.
5. Ingin Melindungi Diri Sendiri
Hubungan tidak sehat bisa berpengaruh negative dalam kehidupan seseorang. Memutuskan komunikasi secara mendadak dengan melakukan ghosting kadang dianggap sebagai jalan keluar untuk melindungi diri dari hubungan yang toksik (toxic relationship) semacam itu.
Cara Menghadapi Ghosting
Apapun alasannya, ghosting bisa membuat orang yang ditinggalkan merasa sedih, bingung, putus asa, marah atau bahkan depresi akibat rasa kehilangan yang lama. Itulah mengapa perilaku ghosting tidak bisa dibenarkan untuk mengakhiri hubungan dengan seseorang. Jika anda menjadi korban ghosting, ada beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk mengatasi berbagai emosi negatif antara lain:
1. Jangan Menghubungi
Ketika kita menyadari bahwa diri kita terkena ghosting maka pasti ada dorongan untuk menghubungan orang tersebut namun sebaiknya jangan melakukannya. Karena jika tetap menghubungi padahal sudah tahu tidak akan dibalas, ini hanya akan menambah segala sesuatunya semakin rumit. Anda sebaiknya berinteraksi dengan orang lain yang bisa memberikan dukungan misalnya keluarga dan sahabat.
2. Menghindari Curhat di Media Sosial
Kadang banyak orang yang curhat di media sosial. Tetapi sebaiknya jangan lakukan ini ya jika sedang dighosting. Apalagi sampai mengatakan bahwa anda dighosting. Ini bisa membuat anda tampak menyedihkan dan tampak sedang mencari perhatian. Sikap seperti itu tidak akan mengembalikan orang yang sudah melakukan ghosting.
3. Jangan Merasa Putus Asa
Putus asa hanya akan membuat anda tampak buruk dan menyedihkan. Anda sebaiknya tetap melanjutkan hidup dengan rasa optimis. Tunjukkan kepada banyak orang bahwa tindakan ghosting tidak menghalangi diri anda untuk terus maju.
4. Jangan Menyalahkan Diri Sendiri
Setelah mendapatkan perlakuan ghosting, banyak orang yang bertanya apakah ada sesuatu yang salah dalam dirinya sehingga ditinggal seperti itu. Tetapi anda harus ingat bahwa kenyataannya anda tidak melakukan kesalahan apapun. Kesalahan ada pada orang yang melakukan ghosting.
5. Jangan Bersama Lagi
Orang yang melakukan ghosting bisa saja kembali. Bahkan sikapnya akan tampak jauh lebih baik. Apapun alasannya, jangan lagi menjalin hubungan dengan orang yang sudah melakukan ghosting. Kejadian yang serupa bisa saja terulang lagi di masa depan karena dia berpikir bahwa anda bisa terus memaklumi perbuatannya.
6. Hindari Perkataan Kasar
Meskipun kembali bersama sebaiknya tidak dilakukan tetapi itu tidak berarti bahwa anda bisa berkata kasar seenaknya kepada orang yang melakukan ghosting. Bersikap kasar hanya membuat anda tampak buruk. Sebaliknya, anda bisa tetap bersikap sopan ketika bertemu dengannya.
7. Belajar dari Pengalaman
Jika anda sudah tahu bahwa perlakuan ghosting tidak menyenangkan maka belajarlah dari pengalaman tersebut dan jangan lakukan ghosting pada orang lain. Cobalah melakukan komunikasi sebaik mungkin dalam menjalani suatu hubungan atau jika sudah merasa tidak cocok bisa dibicarakan dibandingkan dengan melakukan ghosting.
Ini dilakukan agar pihak lain juga mengetahui alasannya dan tidak merasa buruk karena perlakuan ghosting.